Jenis-jenis Paragraf, dan Cara Menulis Kutipan - Gung Rani's Blog

Senin, 26 Desember 2016

Jenis-jenis Paragraf, dan Cara Menulis Kutipan


Ringkasan Materi Jenis-jenis Paragraf, Cara Menulis Kutipan, dan Cara Menulis Daftar Pustaka




                                                
    Secara umum, pengertian paragraf adalah karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya. atau paragraf dapat juga diartikan sebagai seperangkat kalimat yang terdiri atas satu kalimat pokok dan beberapa kalimat penjelas.
 
Jenis-jenis paragraf dan contohnya ditinjau dari letak kalimat pokok paragraf terbagi menjadi 
beberapa bagian, yaitu :

1. Paragraf Deduktif 

Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat ide pokoknya terletak diawal paragraf.

Contoh:     Membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan. Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup membaca buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup membaca buku-buku kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu pengetahuan yang lain cukup dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan erat dengan ilmu tersebut.
b.     2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat ide pokoknya terletak diakhir paragraf.
Contoh:     Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup membaca buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup membaca buku-buku kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu pengetahuan yang lain cukup dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan erat dengan ilmu tersebut. Jadi membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan.
c.       Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah sebuah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada kalimat pertama dan kalimat terakhir.
Contoh: Membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan. Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup membaca buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup membaca buku-buku kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu pengetahuan yang lain cukup dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan erat dengan ilmu tersebut. Sekali lagi membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan.
d.      Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat ide pokok. Artinya semua kalimat dianggap penting, tidak ada kalimat yang dijelaskan. Semua kalimat berkedudukan sama antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya.
Contoh:     Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup membaca buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup membaca buku-buku kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu pengetahuan yang lain cukup dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan erat dengan ilmu tersebut.
Jenis-jenis paragraf dan contohnya ditinjau dari isinya dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu:
a.       Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang isinya memaparkan suatu masalah atau peristiwa.
Contoh : Kegiatan dalam memeriahkan HUT RI ke 69 tanggal 17 Agustus 2014 di desa Simpang Pematang. Semua warga desa Simpang Pematang turut memeriahkan acara HUT RI ke 69 dengan mengikuti beragam perlombaan yang disediakan oleh panitia, perlombaan tersebut antara lain: panjat pinang, balap karung, makan kerupuk, memasukkan paku kedalam botol, tarik tambang dan lain sebagainya.
b.       Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang isinya menggambarkan suatu keadaan atau peristiwa dengan kata-kata sehingga para pembaca seolah-olah merasakan, melihat, mendengar dan mengalami langsung keadaan atau peristiwa tersebut.
Contoh : Malam bulan purnama yang meriah. Cahaya bulan purnama yang sangat terang. Keadaan malam bagaikan siang, yang terang bukan saja di tempat-tempat yang lapang, bawah pepohonan pun tampak terang. Anak-anak terlihat senang sekali, ada yang main kejar-kejaran, main sumput-sumputan, dan juga ada yang main pencak silat. Anak-anak remajapun tidak mau ketinggalan, mereka banyak menikmati sinar bulan purnama dengan duduk-duduk santai dibawah pohon. Sebagian lagi jalan-jalan berkeliling kampung.
c.        Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang isinya meyakinkan pembaca sehingga pembaca menerima gagasan penulis.
Contoh : Membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan. Seorang dokter pasti selalu membaca buku-buku medis, sebab tanpa membaca buku medis ia akan banyak mengalami kesulitan ketika akan mendeteksi penyakit pasien. Seorang pelajar, tanpa mau membaca buku pelajaran secara rutin, pasti akan banyak mengalami kesulitan ketika menjawab pertanyaan dari guru. Banyak lagi contoh-contoh membaca yang selalu dilakukan oleh seseorang.
d.       Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang isinya membujuk atau mempengaruhi pembaca agar mau mengikuti pendapat atau gagasan penulis. Jenis paragraf ini hampir sama dengan paragraf argumentasi bahwa di awal paragraf penulis menyajikan pendapat dahulu kemudian disajikan pernyataan yang berupa alasan. Perbedaannya yaitu pada paragraf argumentasi alasan yang digunakan berupa fakta, sedangkan pada paragraf persuasi alasannya berupa kalimat himbauan, ajakan atau harapan penulis.
Contoh : Membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan. Sebab seseorang yang tidak mau membaca buku pasti tidak banyak memiliki pengetahuan. Pengetahuan itu banyak bersumber dari buku. Anak yang pintar misalnya, dia pasti menjadi kutu buku. Tiada hari tanpa membaca baginya. siapa saja yang kurang membaca pasti ia sangat terbatas pengetahuannya. Oleh karena itu biasakanlah membaca buku-buku ilmu pengetahuan, bila ingin memiliki ilmu pengetahuan.
e.        Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang isinya menceritakan masalah atau suatu peristiwa  sehingga pembaca dapat terhibur atau terharu terhadap masalah atau peristiwa yang terjadi.
Contoh : Beberapa minggu yang lalu kami telah melakukan perjalanan ke Lampung. Rombongan kami terdiri dari 5 mobil pribadi. Kendaraan kami melaju dengan cepat secara beriringan. Perjalanan sangat menyenangkan, tak seorangpun yang tidak gembira. Semua sangat bahagia melihat pemanandangan walau hanya didalam mobil ketika suasana dan gemerlapnya lampu-lampu yang menghiasi kota Bandar Lampung.





II.                Cara Menulis Kutipan
a.       Cara Menulis Kutipan dari Sumber dengan Nama Pengarang Indonesia
Jika kutipan yang akan kita ambil ditulis oleh pengarang Indonesia, maka nama pengarang ditulis lengkap tanpa gelar. Penulisan nama juga tetap sama (seperti cara menulis catatan kaki), tidak dibalik seperti cara menulis daftar pustaka.
b.      Cara Menulis Kutipan dari Sumber dengan Nama Pengarang Asing
Jika kutipan yang ingin dikutip ditulis oleh pengarang asing, maka nama pengarang yang ditulis cukup nama keluarganya saja dan tanpa gelar.
c.       Cara Menulis Kutipan dari Sumber Terjemahan
Jika ada sebuah kutipan yang bersumber dari terjemahan, maka nama penerjemahnya harus disertakan dalam kutipan.
d.      Cara Menulis Kutipan dengan Peletakan Sumber di Depan dan di Belakang Kalimat Kutipan
Agar penulisan kutipan tidak monoton, maka ada dua variasi yang bisa dilakukan. Caranya dengan meletakan sumber kutipan di awal dan kadang kala di akhir dari kalimat kutipan. Dalam menulis sumber kutipan di awal kalimat, tulis nama pengarangnya lebih dulu, kemudian baru diikuti dengan tahun dan nomor halamannya yang di tulis dalam kurung. Setelahnya baru diikuti dengan kata “berpendapat bahwa ”. Sedangkan penulisan sumber kutipan yang paling sering adalah di akhir kalimat kutipan. Caranya degan menulis nama pengarangnya dan diikuti dengan koma lalu tahun dan titik dua baru nomor halaman. Semuanya ditulis di dalam kurung setelah kalimat kutipan selesai di kutip.
e.       Cara Menulis Kutipan dari Sumber dengan Nama Pengarang Lebih dari Satu Orang
Jika ada sebuah kutipan yang memiliki lebih dari satu nama pengarang, maka ada tiga cara penulisan yang umumnya digunakan.
(1) Penulisan kutipan yang ditulis oleh dua orang pengarang, kedua nama dicantumkan semua dengan menyertakan “dan” diantara kedua nama. Contoh penulisan kutipan dari Anderson dan Silva seperti ini:
Guru memiliki peranan penting dalam membangun manusia yang berkualitas (Anderson dan Silva, 1979: 15).
(2) Penulisan kutipan yang ditulis oleh tiga sampai lima orang pengarang, pada kutipan pertama nama dicantumkan semua dengan tanda koma pemisah diantara masing-masing nama, selanjutnya kutipan berikutnya cukup nama paing depan dan diikuti “et al”. Contoh penulisan kutipan dari Anderson, Silva, Dos Santos, Libeiro, Da Lima seperti ini:
Guru bereran sebagai mediator dan fasilitator, sedangkan siswa adalah subjek dan objek pembelajaran. (Anderson, Silva, Dos Santos, Libeiro, Da Lima, 1979: 15).
Siswa yang sadar akan perannya dapat didukung, sedangkan yang belum dapat diarahkan oleh guru (Anderson et al, 1979: 49).
(3) Penulisan kutipan yang ditulis oleh enam orang pengarang lebih, yang ditulis hanya nama pertama dengan menyertakan “et al” setelahnya. Contoh penulisan kutipan dari Anderson, Silva, Dos Santos, Libeiro, Da Lima, Cunha seperti ini:
Peranan siswa dalam pembelajaran adalah 75% sedangkan peran guru adalah 25% (Anderson et al, 1979: 25).
f.       Cara Menulis Kutipan dari Sumber dengan Nama Pengarang Lembaga
Jika suatu kutipan diambil dari kutipan yang ingin ditulis oleh pengarang berupa lembaga, maka nama lembaga ditulis lengkap pada kutipan pertama dan nama singkat pada kutipan selanjutnya.
g.      Cara Menulis Kutipan Langsung Kurang dari 40 Kata
Jika terdapat sebuah kutipan yang berjumlah kurang dari 40 kata dan akan ditulis sebagai kutipan langsung, maka ada tiga cara penulisan yang bisa digunakan.
(1) Nama pengarang ditulis di awal dan tahun serta halaman di belakangnya diikuti dengan tanda kurung. Contoh penulisan kutipan Joko Purnomo seperti ini:
Joko Purnomo (1993: 31) menyebutkan bahwa teknik melukis yang menitikberatkan pada kebebasan berkarya disebut seni rupa kontemporer.
(2) Nama pengarang disebut dengan menyertakan tahun dan nomor halaman di dalam kurung. Contoh penulisan kutipan dari Robbani seperti ini:
Seni adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang diwujudkan dalam bentuk ekspresi diri yang nyata. (Robbani, 2000: 65).
(3) Apabila dalam kutipan terdapat tanda kutip yang menunjukkan petikan pernyataan pengarang, maka petikan ditulis dengan satu tanda kutip. Contoh penulisan kutipan dari Juansah seperti ini:
Sendratari tradisional yang bertajuk ‘Ramayana’ yang digelar di pelataran candi Prambanan mengisahkan sisi lain dari cinta dari perspektif hitam dan putih (Juansah, 2009: 53).
h.      Cara Menulis Kutipan Langsung Lebih dari 40 Kata
Jika terdapat sebuah kutipan dengan jumlah kalimat lebih dari 40 kata dan akan ditulis sebagai kutipan langsung, maka kutipan ditulis secara khusus. Caranya tulis dulu nama pengarangnya beserta kurung yang berisi tahun dan nomor halaman, baru teks yang mendahuluinya. Setelah itu isi kutipan ditulis menjorok ke kanan dengan jarak 5 sasi dari tepi kiri. Setiap poin inti dipisah dalam sub poin. Contohnya kutipan dari Alberto berikut ini:
Alberto (2004: 35) mengemukakan pendapatnya tentang filsafat, bahwa:
1.      filsafat adalah ilmu mendasar yang menjadi cikal bakal cabang-cabang ilmu pengetahuan modern.
2.      filsafat mulai muncul di dataran Yunani kemudian menyebar ke dataran timur tengah dan menjadi populer di Baghdad.
3.      filsafat yang pertama kali muncul disebut ‘causa prima’ yang mengandung dasar-dasar filsafat kosmologi.
i.        Cara Menulis Kutipan Tidak Langsung
Jika terdapat sebuah kutipan, kemudian kita ingin menulisnya sebagai kutipan tidak langsung, maka kutipan ditulis seperti biasa. Bisa ditulis di awal kalimat atau di akhir kalimat kutipan. Sekilas hampir sama dengan kutipan langsung, bedanya ada pada isi kutipan yang merupakan inti/rangkuman dari kutipan asli menurut bahasa sendiri. Contohnya kutipan tidak langsung di awal dan di akhir dari Fahrani Chandra berikut ini:
Tren berbusana yang akan populer di tahun 2016 kebanyakan didominasi oleh busana bergaya retro dengan tema colourfull (Fahrani Chandra, 2015: 23).
j.        Cara Menulis Kutipan yang Telah Dikutip dari Suatu Sumber
Jika kita ingin mencantumkan kutipan yang sebelumnya telah dikutip dari suatu sumber, maka harus menyertakan nama pengarang kutipan yang dikutip dalam sumber disertai kata “dalam”. Contohnya kutipan yang telah dikutip dari sebuah sumber yang ditulis oleh Gunawan yang diambil dalam kutipan Zainudin seperti berikut ini:
Gunawan (dalam Zainudin, 2001: 123) memberikan definisi tegas tentang variabel dalam penelitian meliputi variabel terikat, variabel bebas dan variabel terkontrol.

k.      Cara Menulis Kutipan yang Dihilangkan Beberapa Bagian atau Kalimat Dalam Kutipan
Jika dalam mengutip sebuah kalimat yang ada pada kutipan asli tapi ingin menghilangkan beberapa isinya, maka harus menyertakan format khsus. Umumnya yang dihilangkan ada dua jenis, yakni beberapa “bagian (lebih dari satu kalimat atau beberapa paragraf)” isi atau beberapa “kalimat” yang ada pada kutipan asli. Kutipan yang ingin dihilangkan “bagian” isinya, maka bagian yang dihilangkan diganti dengan kurung titik tiga (…) sebagai penggantinya. Contohnya kutipan dari Tohari Ulum seperti berikut ini:
Bahasa adalah alat bertukar informasi dan alat komunikasi yang digunakan antar manusia (…) yang dipakai dalam sebuah komunitas (Tohari Ulum, 1991: 73).
Kutipan yang ingin dihilangkan “kalimat” dalam kutipannya, maka bagian yang dihilangkan diganti dengan kurung titik empat (….) sebagai penggantinya.
l.        Cara Menulis Kutipan yang Bersumber dari Internet
Jika kita ingin mengutip sebuah kutipan yang bersumber dari internet, caranya sama dengan mengutip kutipan dari sumber cetak. Cukup dengan menulis nama, tahun dan nomor halamannya saja. Sedangkan judul artikel/jurnal/karya ilmiah, alamat website, waktu akses cukup dicantumkan dalam daftar pustaka. Contohnya seperti kutipan yang ditulis dari jurnal online yang ditulis Kelly dalam Library of Congres (http://rs7.loc.gov) sebagai berikut:
Kelly (2009: 3) menerangkan bahwa siklus holistik adalah sebagai berikut.
It helps them to understand their learning styles and thus make transitions to higher levels of personal and cognitive functioning. 


Tidak ada komentar:

@way2themes