TUGAS KULIAH PSIKOLOGI DESAIN - Gung Rani's Blog

Jumat, 05 Januari 2018

TUGAS KULIAH PSIKOLOGI DESAIN




PENGARUH SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KERJA
PADA PSIKOLOGI PENGGUNA RUANG



ABSTRAK
Penulisan ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh sistem pencahayaan di ruang kerja pada psikologi penggunanya, kualitas pencahayaan yang tepat pada ruang kerja, karakteristik pencahayaan pada ruang kerja, dan standar tingkat pencahayaan minimal di lingkungan kerja.
Masalah pada tulisan ini dirumuskan sebagai berikut :
1.      Apa itu system pencahayaan?
2.      Apa saja jenis-jenis pencahayaan yang ada?
3.      Bagaimana efeknya terhadap pengguna ruang?
4.      Pengaruh apa yang ditimbulkan kepada pengguna ruang secara psikologi oleh pencahayaan tersebut?
Penulisan ini mengambil beberapa contoh ruang kerja di beberapa perusahaan dengan menganalisa foto pada ruang kerjanya.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1.      Kepuasan pengguna ruang yang berdampak positif pada pekerjaan yang dilakukan.
2.      Kesehatan pekerja yang stabil dan terkontrol.
3.      Keseimbangan pencahayaan pada ruang yang tepat berdampak positif pada lingkungan kerja.

Kata kunci : ruang, kerja, cahaya, psikologi


ABSTRACT
This study aims to determine the effect of lighting systems in the workspace on the user psychology, the proper lighting quality in the workspace, the lighting characteristics in the workspace, and the minimum level of lighting in the work environment.
The problem in this paper is formulated as follows:
1. What is a lighting system?
2. What types of lighting are there?
3. How does it affect space users?
4. What effect does the psychological space-user inflict by the lighting?
This study takes several examples of workspaces in several companies by analyzing photos in their workspace.
The results obtained from this research are:
1. Satisfaction of space users that have a positive impact on the work done.
2. Health of workers who are stable and controlled.
3. The balance of lighting in the right space positively impacts the work environment.

Keywords: space, work, light, psychology


PENDAHULUAN
Ruang kerja merupakan bagian dari kantor. Ruangan kerja dalam suatu kantor biasanya digunakan untuk melaksanakan pekerjaan seperti membaca, menulis dan pekerjaan dengan komputer. Ada sembilan jenis generik ruangan kerja, masing-masing mendukung aktivitas-aktivitas yang berbeda. Kenyamanan ruang kerja adalah hal utama yang harus diperhatikan. Bila suatu tempat mampu memberikan kenyamanan, maka seseorang akan sangat betah untuk berlama-lama di ruangan tersebut. Hal ini juga akan mendukung mood baik untuk bekerja.
Syarat utama suatu ruangan nyaman untuk ditempati adalah ruangan tersebut merupakan ruangan yang sehat. Maksudnya ruang tersebut harus memiliki sirkulasi udara yang baik, pencahayaan yang cukup (terang), tata letak yang teratur, dan warna yang nyaman untuk dipandang. Nah, untuk menciptakan suatu ruangan yang sempurna seperti yang diharapkan oleh pengguna ruang, maka sebuah ruangan perlu direncanakan pendesain interiornya.
Ruangan yang pencahayaannya cukup maksudnya ruangan mendapat sinar yang baik pada siang maupun malam hari. Sebaiknya ruangan kerja memiliki jendela yang besar dan banyak, dan pencahayaan lampu yang terang (bila ruangan tersebut juga digunakan pada malam hari).


METODE
Dalam penulisan ini, metode pertama yang digunakan adalah metode analisa dengan mengambil 5 contoh pencahayaan pada ruang kerja di suatu perusahaan di Indonesia dan di luar negeri. Contoh ini mengambil jenis pekerjaan dari yang kasar hingga pekerjaan yang halus, kemudian di cocokkan dengan standar tingkat pencahayaan yang berlaku. Alasan penggunaan metode ini adalah karena singkatnya waktu untuk meneliti secara langsung ke lokasi perusahaan dan melakukan wawancara secara langsung dengan user ruang.
            Metode kedua yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode komparatif. Metode komparatif merupakan penelitian yang sifatnya membandingkan, yang dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan 2 atau lebih sifat-sifat dan fakta-fakta objek yang diteliti berdasarkan suatu kerangka pemikiran tertentu.










PEMBAHASAN
A.     PENGERTIAN
Menurut Kepmenkes No. 1405/MENKES/SK/XI/2002, pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat. Pencahayaan dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1.        Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai.Pencahayaan alam diperoleh dengan masuknya sinar matahari kedalam ruangan melalui jendela, celah-celah dan bagian bangunan yang terbuka. Sinar ini sebaiknya tidak terhalang oleh bangunan, pohon-pohon maupun tembok pagar yang tinggi.
2.    Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi.
B.      KUALITAS PENCAHAYAAN DI TEMPAT KERJA
Kualitas pencahayan dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu (Karlen, 2008):
1.    Brightness Distribution
Menunjukkan jangkauan dari luminasi dalam daerah penglihatan. Suatu rasio kontras yang tinggi diinginkan untuk penerimaan detil, tapi variasi yang berlebihan dari luminansi dapat menyebabkan timbulnya masalah. Mata menerima cahaya utama yang sangat terang, sehingga mata menjadi sulit untuk memeriksa dengan cermat objek-objek yang lebih gelap dalam suatu daerah yang terang. Perbandingan terang cahaya dalam daerah kerja utama, difokuskan sebaiknya tidak lebih dari 3 sampai 1. Untuk membantu memelihara pada daerah pusat ini, cahaya terang rata-rata tersebut seharusnya sekitar 10 kali lebih besar dari latar belakang.
2.    Glare atau Silau
Cahaya yang menyilaukan dapat terjadi apabila cahaya yang berlebihan mengenai mata. Cahaya yang menyilaukan dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu:
a.      Cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan (Discamfort Glare)
Cahaya ini mengganggu, tetapi tidak menyebabkan gangguan yang terlalu fatal terhadap penglihatan, akan tetapi cahaya ini akan meyebabkan meningkatnya tingkat kelelahan dan dapat menyebabkan rasa sakit pada bagian kepala.
b.      Cahaya menyilaukan yang mengganggu (Disability Glare)
Cahaya ini secara berkala mengganggu penglihatan dengan adanya penghamburan cahaya dalam lensa mata. Orang-orang lanjut usia kurang bisa untuk menerima cahaya seperti ini.
3.    Shadows (Bayang-bayang)
Bayang-bayang yang tajam (sharp shadows) adalah akibat dari sumber cahaya buatan (artificial) yang kecil atau dari cahaya yang langsung berasal dari cahaya matahari. Kedua sumber tersebut dapat menyebabkan rasio terang yang berlebihan dalam jangkauan penglihatan, detil-detil penting yang tidak terlalu jelas.
4.    Background (Latar Belakang)
Latar belakang sampai pada daerah kerja utama, seharusnya dibuat sesederhana mungkin. Latar belakang yang kacau atau latar belakang yang mempunyai banyak perpindahan sedapat mungkin dihindari, dengan menggunakan sekat-sekat.
C.      KARAKTERISTIK PENCAHAYAAN
Dalam dua dekade penerangan menggunakan foot-candle (setara 50 watt) dan foot lambert. Namun, sekarang ada beberapa ukuran baru, diantaranya  :
1. Equivalent spherical illumination, ESI digunakan untuk mengukur tingkat efisensi sistem penerangan. Nilai ini dipengaruhi secara negatif oleh silau dan pemantulan pada area kerja dan benda dimana karyawan bekerja. ESI juga digunakan untuk memberikan ukuran tentang keseragaman sistem cahaya.
2.    Visual comfort probability merupakan rasio tingkat terang langsung. Sumber cahaya yang dapat dilihat degnan mata telanjang atau pemantulan yang terlihat menyebabkan penggunaan VCP berkurang. Untuk itulah peletakan peralatan dan perlengkapan kantor juga perlu memperhitungkan kondisi yang dimaksud, sehingga pegawai terhindar dari kondisi tersebut.
3. Task illumination dinilai dengan menggunakan ukuran foot-candle, alat ukur ini adakn mengukur jumaln cahaya pada area kerja. Ukuran ini tidak mengukur kualitas datu daya lihat pegawai. Nilai TI yang tinggi memastikan pencahyaan yang ckukup pada area kerja, khususnya ika terjadi silau dan pemantulan. Keanyakan area perkantoran membutuhkan nilai TI 100-150foot candle.
(Sumber : Quible, 2001)

D.     SISTEM PENCAHAYAAN
Badru Munir (2007) dalam Setiawan (2012) menjelaskan, bahwa ada 4 jenis pencahayaan yang di gunakan di kantor, antara lain:
a.      Ambient lighting, yang digunakan untuk memberikan pencahayaan keseluruh ruangan dan biasanya dipasang pada langit-langit ruang kantor. Biasanya lampu jenis ini merupakan satu-satunya pencahayaan di ruangan tersebut.
Gambar 1
Ambient Lighting (sumber : google)

b.      Task lighting, yang digunakan untuk menerangi area kerja seorang pegawai, misalnya meja kerja. Meskipun menawarkan lebih banyak kontrol bagi pegawai, namun jenis cahaya ini jarng digunakan pada kaentor-kantor di Indonesia karena alasan kepraktisan. Agar pencahayaan baik maka disarankan agar jenis ini dapat dikombinasikan dengn ambient lighting,sehingga pekerjaan yang tidak terlalau membutuhkan tinggat penerangan tinggi cukup menggunakannya; sedangkan pekerjaa yang mmbutuhkan tingkat ketelitian tinggi akan menggunakan task lighting.
Gambar 2
Task Lighting (sumber : google)

c.       Accent lighting, yang digunakan untuk memberikan cahaya pada area yang dituju. Biasanya jenis lampu ini dirancang pada lorong sebuah kantor atau area lain yang membutuhkan penerangan sehingga pegawai atau pengunjung tidak tersesat.
Gambar 3
Accent Lighting (sumber : google)

d.      Natural lighting, biasanya berasal dari jendela, pintu kaca, dinding, serta cahaya lanit. Jenis cahaya ini akan memberikan dampak positif bagi pebagawai, namun cahaya ini tidak selalu tersedia apabila langit dalam keadaan mendug atau gelap.
Gambar 4
Natural Lighting (sumber : google)

Menurut Prabu dalam Sabir (2013), ada 5 sistem pencahayaan di ruangan, yaitu:
a.      Sistem pencahayaan langsung (direct lighting)
Gambar 5
Direct Lighting (sumber : google)

Pada sistem ini 90%-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistem ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada di dalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan.

b.      Pencahayaan semi langsung (semi direct lighting)
Gambar 6
Semi Direct Lighting (sumber : google)
Pada sistem ini 60%-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki pemantulan 90%, apabila dicat putih pemantulan antara 5%-90%.

c.       Sistem pencahayaan difus (general diffuse lighting)
Gambar 7
General Diffuse Lighting (sumber : google)
Pada sistem ini setengah cahaya 40%-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.

d.      Sistem pencahayaan semi tidak langsung (semi indirect lighting)
Gambar 8
Semi Indirect Lighting (sumber : google)
Pada sistem ini 60%-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
e.      Sistem pencahayaan tidak langsung (indirect lighting)
Gambar 9
Indirect Lighting (sumber : google)

Pada sistem ini 90%-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi efisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.
E.      STANDAR TINGKAT PENCAHAYAAN
Banyak faktor risiko di lingkungan kerja yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja salah satunya adalah pencahayaan. Pencahayaan minimal yang dibutuhkan menurut jenis kegiatanya seperti berikut:














Tabel 1 
Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja
Jenis Kegiatan
Tingkat Pencahayaan Minimal (Lux)
Keterangan
Pekerjaan kasar & tidak terus menerus
100
Ruang penyimpanan & ruang peralatan/instalasi yang memerlukan pekerjaan yang continue.
Pekerjaan kasar & terus menerus
200
Pekerjaan dengan mesin & perakitan kasar
Pekerjaan rutin
300
Pekerjaan kantor/administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin & perakitan/penyusun
Pekerjaan agak halus
500
Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin kantor pekerja pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin
Pekerjaan halus
1000
Pemilihan/warna, pemprosesas, tekstil, pekerjaan mesin halus & perakitan halus
Pekerjaan amat halus
1500 tidak menimbulkan bayangan
Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus
Pekerjaan detil
3000 tidak menimbulkan bayangan
Pemeriksaan pekerjaan dan perakitan yang sangat halus

(Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405/MENKES/SK/XI/2002)
Dalam faktor kenyamanan dalam melakukan pekerjaan, aspek pencahayaan merupakan faktor yang sangat penting dan perlu dipertimbangkan. Tanpa adanya unsur cahaya, suatu pekerjaan yang akan dilakukan akan menjadi tertunda dan bahkan tidak dapat dilakukan. Grandjean menyusun rekomendasi tingkat penerangan pada tempat-tempat kerja dengan komputer berkisar antara 300-700 lux seperti berikut.
Tabel  2 
Rekomendasi Tingkat Pencahayaan pada Tempat Kerjadengan Komputer

Keadaan Pekerja
Tingkat Pencahayaan (lux)
Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen yang terbaca jelas
300
Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen yang tidak terbaca jelas
400-500
Tugas memasukan data
500-700
               
























F.       PENGATURAN CAHAYA YANG MEMPENGARUHI PSIKOLOGI
Pada saat dilakukan pengaturan, warna pada objek maupun ruang sangat berpengaruh pada output pencahayaan yang dihasilkan. Warna dapat mengurangi intensitas cahaya yang terekspos padanya, selain itu karakter atau sifat objek maupun ruang yang diberi pencahayaan juga akan mempengaruhi tugas pencahayaan tersebut. Misalnya cahaya dari lampu flourosence yang dikenakan pada kolam renang akan memberikan efek yang berbeda dibandingkan dengan sumber pencahayaan yang sama pada pepohonan.
Hal kedua yang harus diperhatikan saat pengaturan pencahayaan adalah posisi. Posisi sangat berpengaruh pada kualitas output dari system pencahayaan. Anda dapat merasakan perbedaan suasana yang dihasilkan saat matahari bersinar pada pagi hari dimana posisi matahari masih di samping atau depan dengan posisi matahari disiang hari tepat diatas kepala kita. Begitu juga dengan positioning sumber cahaya buatan, suasana yang dihasilkan tipe lampu yang sama pada posisi yang berbeda memberikan kesan yang berbeda pula bagi ruangan atau objek yang disinarinya.
Satu hal lagi yang sangat penting untuk diperhatikan saat melakukan pengaturan pencahayaan pada ruangan atau objek adalah intensitas cahaya. Selain warna objek dan posisi, dampak yang dihasilkan sebuah sumber cahaya terhadap psikologi manusia juga berbeda-beda tergantung dari intensitas.
1.       Cahaya terang. 
Cahaya jenis ini merangsang, memberikan energi dan membuat kita seolah-olah ingin bergerak lagi, itulah sebabnya cahaya yang terang sangat cocok untuk ruang kerja. Namun cahaya yang terang berlebihan dapat membosankan, itulah sebabnya kita harus mempertimbangkan berapa banyak cahaya terang yang akan digunakan. Cahaya terang juga membentuk bayangan yang kuat.
2.       Cahaya redup. 
Cahaya redup ini memberikan kesan rileks, tenang dan romantis, karena itulah sangat cocok untuk digunakan pada ruang interior untuk relaksasi, seperti kamar tidur, kamar mandi, atau ruang bersantai lain seperti entertainment room.
3.       Cahaya yang terlalu terang. 
Jenis cahaya ini dapat menyebabkan kita mengalami lelah fisik dan mental (ingat bahwa ia digunakan di kantor polisi untuk menanyai para penjahat). Cahaya yang terlalu terang dan difokuskan dapat membuat kita merasa menjadi pusat perhatian dan dapat meningkatkan ego atau membuat kita merasa sangat tidak nyaman. Jenis pencahayaan ini juga sangat berguna untuk meningkatkan tampilan lukisan, patung, atau sudut ruang lain dengan lampu sorot.
4.       Cahaya dengan terang sedang.
Cahaya ini tidak berpengaruh banyak pada kita, dan kita tetap merasa biasa saja.
5.       Cahaya dengan warna hangat. 
Cahaya yang berwarna hangat seperti warna merah, jingga dan kuning akan membawa suasana riang dan ‘welcome’, terutama untuk warna orange dan kuning. Warna terang yang hangat sangat cocok untuk lobi, hall, dan kadang sangat cocok untuk kamar tidur (dengan cahaya redup) dan kamar lain yang perlu ‘kehangatan’
6.       Cahaya dengan warna dingin. 
Cahaya biru, hijau dan ungu bisa membawa kesan tenang dari sisi warna, juga membawa kesan ‘dingin’. Jenis cahaya dengan warna dingin ini kebanyakan kurang cocok digunakan untuk interior rumah tinggal.

G.     CONTOH SISTEM PENCAHAYAAN PADA RUANG KERJA DAN EFEK PSIKOLOGINYA
Berikut adalah beberapa foto ruang kerja beberapa perusahaan :
1.       Ruang Kerja Berbasis IT
Gambar 10
Ruang Kerja Google (sumber : google)
Google merupakan perusahaan besar berbasis IT yang terkenal dengan kenyamanan dan kemewahan ruang kerjanya. Pada gambar 10, merupakan foto dari bagian ruang kerja pada Google. Ruang tersebut menggunakan sistem pencahayaan semi direct lighting. Pada sistem ini 60%-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, yaitu workstation itu sendiri dan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding.
Sistem ini cocok digunakan untuk pekerjaan berbasis computer karena cahaya tidak menyebabkan silau pada mata secara langsung.
Efeknya adalah meningkatkan produktivitas. Tata cahaya pada ruang ini (tidak silau, dengan intensitas dan sudut yang tepat) dapat membuat pekekerja lebih senang dan lebih keras lagi.
2.      Ruang Kerja Dokter
Gambar 11
Ruang Kerja Dokter (sumber : google)
Dokter merupakan profesi di bidang kesehatan. Pekerjaannya cukup detail dan berbahaya. Umumnya ruang kerja dokter akan terkesan bersih dengan pencahayaan yang putih cerah seperti pada foto.
Efek psikologi pencahayaan seperti di foto yang menggunakan system pencahayaan natural dan semi direct lighting tersebut adalah dapat menimbulkan efek tenang, segar, dan dapat menghilangkan stress, selain itu dapat mendukung aktifitas saat bekerja.
3.      Ruang Kerja Seniman
Gambar 12
Ruang Kerja Seniman (sumber : google)
            Bekerja sebagai seniman membutuhkan kreatifitas yang tinggi. Ruang kerja seorang seniman umumnya tidak terlalu rapi seperti pada foto. Pencahayaan ruang pada gambar di atas kurang maksimal mengingat pekerjaan sebagai seniman perlu imajinasi tinggi, maka pencahayaannya tidak boleh gelap seperti pada foto karena akan menimbulkan efek psikologi seperti stress, tertekan, dan terlalu dingin, mood menjadi tidak stabil.
4.      Ruang Kerja Chef
Gambar 13
Ruang Kerja Chef (sumber : google)
Pada gambar 13, terlihat ruang kerja chef yang cukup crowded. Pekerjaannya berurusan dengan makanan dimana pekerja harus jeli dan detail dalam bekerja. Pencahayaan yang digunakan pada gambar 13 adalah gabungan antara direct dan indirect lighting dengan cahaya warna putih dengan pantulan agak kecoklatan.
Efek psikologinya adalah memberi kehangatan dan keakraban.
5.      Ruang Kerja Tukang Jahit
Gambar 14
Ruang Kerja Tukang Jahit (sumber : google)
Penjahit pakaian merupakan pekerjaan yang membutuhkan kejelian mata dan detail yang tinggi. Maka dari itu, pencahayaan yang digunakan pada ruang kerjanya harus tepat.
Pada Gambar 14, menunjukkan foto ruang kerja tukang jahit dengan memanfaatkan direct lighting yang langsung mengarah pada tempat jahitan. Selain direct lighting, pada gambar tersebut menunjukkan adanya task lighting untuk menerangi area kerja, serta cahaya alami yang masuk ke dalam ruang.
Kesan psikologi yang ditimbulkan dari pencahayaan tersebut adalah ruangan yang hangat, tenang, serta fokus.

SIMPULAN
Pengaruh dari rangsangan visual terhadap psikologis manusia sangat besar. Sehingga setting pencahayaan dan pemilihan warna dapat menjadi sarana untuk meningkatkan performa dan kualitas mood. Cahaya menyinari hidup dan warna menghiasi hari-hari para pekerja. Manfaatkan dan maksimalkan adalah cara untuk mendorong produktifitas kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Manurung P, "Desain Pencahayaan Arsitektural - Konsep Pencahayaan Artifisial Pada Ruang Eksterior", Andi Publisher, ISBN-9789792912104

Küller R, Ballal S, Laike T, Mikellides B, Tonello G, "The impact of light and colour on psychological mood: a cross-cultural study of indoor work environments", Department of Environmental Psychology, School of Architecture, Lund Institute of Technology, Lund, Sweden.

Anonim. “Dampak Cahaya untuk Psikologi Pengguna Ruang”. 19 Desember 2017. www.ideaonline.co.id/iDEA2013/Interior/Ruang-Keluarga/Dampak-Cahaya-untuk-Psikologi-Pengguna-Ruangan

Anonim. “Menciptakan Kesan Interior dengan Warna”. 19 Desember 2017. www.edupaint.com/warna/pengaruh-warna/1763-menciptakan-kesan-interior-dengan-warna.html

















































Tidak ada komentar:

@way2themes