2019 - Gung Rani's Blog

Rabu, 25 Desember 2019

PERHITUNGAN GOLDEN SECTION  GAPURA PADA PURA TAMAN AYUN MENGWI
Desember 25, 20190 Comments

PERHITUNGAN GOLDEN SECTION
GAPURA PADA PURA TAMAN AYUN MENGWI
Oleh:
I Gusti Agung Pajar Maharani / 201605006

Dosen:
Dr. A.A. Gede Rai Remawa
Toddy H. Yupardhi, S.Sn, M.Ds
Mahasiswa Desain Interior ISI Denpasar


ABSTRAK

Arsitektur merupakan buah karya yang merepresentasikan budaya manusianya. Perwujudan yang dihasilkan secara hakiki menjadi cerminan kebutuhan ritual kegiatan yang dilakukan setiap waktu oleh penggunanya. Lingkungan disekitar dapat terkemas dalam struktur ruang-ruang, baik dalam skala personal maupun sosial kemasyarakatan termasuk untuk kepentingan ke-agama-an. Tulisan ini mengangkat arsitektur gapura pada Pura Taman Ayun , Mengwi. Persoalan ke-estetika-an wujud gapura menjadi fokus telaah melalui ke-proporsi-an komponen-komponen pembentuknya. Dasar telaahnya, selain pemahaman yang berkaitan dengan perhitungan dalam pembuatan bangunan Bali, atau disebut Asta Kosala Kosali, bangunan juga dikaitkan dengan teori proporsi Golden Section (Phi). Pilihan proporsi ini diyakini sebagai bagian kaidah estetika bentuk yang tak memihak karena sifat ke-universal-annya (fenomena harmoni alam). Kaidah proporsi dalam desain arsitektur dikenal sebagai salah satu komponen untuk membantu penetapan dimensi estetis secara visual. Prinsip yang berlaku adalah pengaturan perbandingan antar sisi-sisi garis yang membentuk bidang maupun ruang dalam keseluruhan gugus bangunan. Pendekatan studinya bersandar pada : ke-ciri-an, potret visual dan numerik (pengukuran dimensi) obyek. Analisis pengukuran rasio ke-proporsi-annya dibantu perangkat lunak Phimatrix yang berbasis panjang : lebar adalah 1: Phi (1:1,618). Hasil logika di atas dianggap ‘paling’ dekat pertautannya dengan Phi, sehingga tidak dipilih nilai 1,615 atau 1,619. Kedua nilai yang disebut terakhir, justru tergolong ‘amat sangat’ potensial. Temuan studi berupa besaran (%) potensial terhadap nilai Phi, yang dimiliki fasad gapura pada Pura Taman Ayun sebagai kasus. Implikasi temuannya bisa menjadi referensi awal (hipotesis).

Kata Kunci : Arsitektur, Estetis, Golden Ratio




PENDAHULUAN

Arsitektur dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti matematika, budaya, bahkan agama. Ditinjau dari ilmu desain arsitektur, ada kalanya suatu bangunan dibentuk berdasarkan ketentuan-ketentuan tertentu. Masyarakat Hindu di Bali meyakini Asta Kosala Kosali dalam pembuatan bangunan baik itu bangunan suci Pura maupun rumah. Asta Kosali adalah nama lontar tentang ukuran membuat rumah. Sedangkan Asta Kosala adalah nama lontar atau buku tentang ukuran membuat menara atau bangunan tinggi, wadah, bade, usungan mayat. Asta Kosala Kosali memuat tata cara, tata letak, dan tata bangunan untuk bangunan tempat tinggal serta bangunan tempat suci yang ada di Bali, yang disesuaikan dengan landasan filosofis, etis, dan ritual dengan memperhatikan konsepsi perwujudan, pemilihan lahan, hari baik membangun serta pelaksanaan yadnya. Dalam proses pembangunan, ada teori unik dari cara pengukuran panjang, lebar, dan tinggi bangunan. Teori hitungan matematika pada bangunan yang terkenal salah satunya adalah  “Komposisi Emas” atau Golden Section. Golden Section menerapkan komposisi perbandingan panjang:lebar adalah 1 : 1,618. Sejak abad ke-20, rasio emas diwakili dengan huruf Yunani Φ atau φ (phi, berdasarkan nama Phidias, (pematung yang disebut-sebut menggunakan rasio ini) atau secara tidak lazim juga dilambangkan dengan τ, huruf pertama untuk kata dalam Yunani kuno τομή yang berarti memotong. Teori ini telah diterapkan sejak zaman klasik Yunani pada lukisan, arsitektur, dan ragam hias. Arsitektur klasik yang paling terkenal dengan Golden Section -nya adalah bangunan kuil Parthenon di Yunani. Berdasar atas dasar tersebut, perlu adanya penelitian mengenai teori Golden Section atau “Komposisi Emas” apakah masyarakat Hindu di Bali menggunakan teori tersebut sebagai landasan dalam memdesain arsitektur bangunan-bangunan di Bali.

METODE
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Metode Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematisteori teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam..
2.      Metode Kualitatif
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori ini juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.
3.      Metode Golden Section
Golden section adalah metode yang berlandaskan proporsi  dan matematis yaitu yang membatasi jarak terbesar dan terkecil, yang sering di sebut bilangan phi atau 1:1,618. 
TINJAUAN TEORI
1.      TEORI ESTETIKA
Estetika adalah ilmu yang bersifat objektif dan subjektif sekaligus yang berarti bahwa hukum-hukum keindahan tidak hanya khusus bagi objek-objek yang menjadikan bahan pemikiran dan tidak pula khusus bagi subjek yang memikirkan, tetapi terletak dalam hubungan antar kedua belah pihak, dan merupakan berbagai bentuk interaksi timbal-balik antar keduanya. Objektivitas estetika terletak pada sifat-sifat tertentu yang terdapat dalam suatu karya itu. Sementara subjektivitas terletak dari bagaimana kita mendefinisikan suatu keindahan terhadap karya itu (Anwar 1980). Kesadaran estetis merupakan kesadaran yang permanen dalam diri manusia dan terkait erat dengan pembentukan desain (Ardiani 2015).
2.      GOLDEN SECTION
Proporsi golden section merupakan perbandingan antara dua buah penampang garis, atau dua buah dimensi suatu sosok bidang yakni bagian yang lebih kecil dari keduanya berbanding dengan yang lebih besar sementara yang bagian lebih besar tersebut berbanding dengan jumlah keduanya (Ching 2007). Persamaan matematis tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Golden section termasuk dalam bilangan irrasional yang dijabarkan sebagai sebuah rasio yang sama atau mendekati bilangan 1.618033988749895... yang biasa disebut dengan Phi (Φ) (Padovan 1999).

PEMBAHASAN
1.      KUALITATIF
Golden section dapat dikelompokkan menjadi 5 pola yaitu golden rectangle, golden ratio, golden spiral, golden ellipse dan golden triangle.

Golden rectangle: Persegi yang diproyeksikan menurut golden section dengan hitungan : Φ = A/B = A + B/A = 1.618

Golden ratio : Pembagian garis menurut golden section dengan hitungan : Φ = A/B = A + B/A = 1.618


Golden spiral   : Golden rectangle yang berbentuk spiral dengan hitungan : Φ = A/B = B/C = C/D = 1.618


Golden ellipse: Elips yang dibuat dalam golden rectangle dengan hitungan : Φ = A/B = A + B/A = 1.618

   Golden triangle : Segitiga yang terbentuk pada sudut dasar 36° atau 72° sehingga menghasilkan rasio golden section dengan hitungan : Φ = A/B = A + B/A = 1.618 Dimana: sudut dasar 72° dan 36°.
Gapura Candi Bentar Bali adalah gapura atau pintu masuknya yang diukir sedemikian rupa sehingga tampak seperti candi. Gapura di Bali pada umumnya berukuran cukup besar dan dibangun tanpa atap penghubung. 
Hanya ada 2 bangunan candi yang kembar saling berhadapan dan saling terpisah. Keduanya hanya dihubungkan oleh beberapa anak tangga dan pagar pintu yang biasanya dibuat dari besi. Melongok ke bagian dalam pagar tembok (panyengker).
Gambar 1. Fasad Gapura Pura Taman Ayun.
Sumber: Google.

Pada gambar 1 menunjukkan fasad dari bangunan gapura Bali di Pura Taman Ayun Mengwi, dimana didominasi oleh bentuk persegi panjang dengan ornament dan garis-garis yang membagi bangunan menjadi beberapa bagian. Bentuk area ini menunjukkan adanya point of interest antara pembagian ruang yang lain. Jika diproyeksikan ke dalam garis persegi panjang, maka didapatlah persegi panjang sebagai berikut :
Gambar 2. Proyeksi Golden Section Gapura di Taman Ayun.
Sumber: Pajar/2019.


2.      KUANTITATIF
Setelah diproyeksikan ke dalam garis dan mendapatkan bentuk persegi panjang (Gambar 2), selanjutnya adalah menghitung ukuran garis proyeksi tersebut dengan mecari bentuk persegi sebagai berikut :

Gambar 3. Proyeksi Garis a dan b Gapura di Taman Ayun.
Sumber: PajarM/2019.

Ditemukanlah ukuran sisi panjang (a) 9,2 cm dan sisi lebar (b) 5,6 cm. Selanjutnya kedua angka tersebut dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut :
(mendekati 1,618)
Rumus tersebut membuktikan bahwa gapura di Taman Ayun menganut golden rectangle.   Langkah berikutnya adalah kembali memproyeksikan   golden rectangle yang telah didapat sehingga membentuk golden spiral :
Gambar 4. Proyeksi Golden Spiral
Gapura di Taman Ayun. Sumber: Pajar M./2019

Proyeksi pada Gambar 4 membuktikan bahwa bangunan atau arsitektur gapura candi bentar di Pura Taman Ayun menggunakan atau cocok dengan teori Golden Spiral, dengan rumus :
A/B = B/C = C/D = 1.618 /mendekati.

SIMPULAN
Penggunaan proporsi golden section dapat dirasakan kehadirannya pada gapura candi bentar di Pura Taman Ayun di Bali. Hal ini mebuktikan bahwa golden section bersifat universal dan tidak menuju pada kepercayaan tertentu saja. Proporsi ini terbentuk dengan pola golden rectangle dan golden spiral. Bentuk dan ukuran gapura disesuaikan dengan penggunaan golden rectangle yang dimaksudkan untuk memberikan arahan pandangan point of interest. Berdasarkan perhitungan pada kasus, penggunaan proporsi golden section tenghasikan kualitas estetik yang baik terhadap proporsi pembandingnya. Secara umum, kualitas estetika golden rectangle dan golden spiral pada bangunan gapura adalah baik.

DAFTAR PUSTAKA
Boselie F. 1984. The Aesthetic Attractivity of the Golden section. Psycho Res. Vol 45: 367-375.
Vico-Priento F A, Cagigas A, Rosas JM, Callejas-Aguilera JE. 2016. Experimental Approach to the Study of Beauty: of Golden Proportion. Psicologica. Vol 37: 187-207.
Kriyantono, Rachmat,. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada
Sahlqvist, Leif (2008). Cardinal Alignments and the Golden Section: Principles of Ancient Cosmography and Design (3rd Rev. ed.). Charleston, SC: BookSurge. ISBN 978-1-4196-2157-4.
Walser, Hans (2001) [Der Goldene Schnitt 1993]. The Golden Section. Peter Hilton trans. Washington, DC: The Mathematical Association of America. ISBN 0-88385-534-8.
 .
.
.

Tugas UAS/2019
Gung Rani



Reading Time:

@way2themes