Ringkasan Materi Jenis-jenis Paragraf, Cara Menulis
Kutipan, dan Cara Menulis Daftar Pustaka
Secara umum,
pengertian paragraf adalah karangan yang terdiri dari
sejumlah kalimat dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya dan pikiran penjelas
sebagai pendukungnya. atau paragraf dapat juga diartikan sebagai
seperangkat kalimat yang terdiri atas satu kalimat pokok dan beberapa kalimat
penjelas.
Jenis-jenis
paragraf dan contohnya ditinjau dari letak kalimat pokok paragraf terbagi
menjadi
beberapa bagian, yaitu :
1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf
yang kalimat ide pokoknya terletak diawal paragraf.
Contoh: Membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu
pengetahuan. Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup membaca
buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup membaca
buku-buku kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu pengetahuan yang lain cukup dengan
cara membaca buku-buku yang berhubungan erat dengan ilmu tersebut.
b. 2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf
yang kalimat ide pokoknya terletak diakhir paragraf.
Contoh: Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup membaca
buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup membaca
buku-buku kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu pengetahuan yang lain cukup dengan
cara membaca buku-buku yang berhubungan erat dengan ilmu tersebut.
Jadi membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan.
c. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah sebuah
paragraf yang gagasan utamanya terletak pada kalimat pertama dan kalimat
terakhir.
Contoh: Membaca merupakan faktor
utama untuk menguasai ilmu pengetahuan. Seseorang yang ingin
menguasai ilmu hukum, cukup membaca buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan
tentang kesehatan, cukup membaca buku-buku kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu
pengetahuan yang lain cukup dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan erat
dengan ilmu tersebut. Sekali lagi membaca merupakan faktor utama untuk
menguasai ilmu pengetahuan.
d. Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf
yang tidak memiliki kalimat ide pokok. Artinya semua kalimat dianggap penting,
tidak ada kalimat yang dijelaskan. Semua kalimat berkedudukan sama antara
kalimat yang satu dengan kalimat lainnya.
Contoh: Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup membaca
buku-buku hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup membaca
buku-buku kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu pengetahuan yang lain cukup dengan
cara membaca buku-buku yang berhubungan erat dengan ilmu tersebut.
Jenis-jenis paragraf dan contohnya ditinjau dari isinya
dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu:
a.
Paragraf Eksposisi
Paragraf
eksposisi adalah paragraf yang isinya memaparkan suatu masalah atau peristiwa.
Contoh
: Kegiatan dalam memeriahkan HUT RI ke 69 tanggal 17 Agustus 2014 di desa
Simpang Pematang. Semua warga desa Simpang Pematang turut memeriahkan
acara HUT RI ke 69 dengan mengikuti beragam perlombaan yang disediakan oleh
panitia, perlombaan tersebut antara lain: panjat pinang, balap karung, makan
kerupuk, memasukkan paku kedalam botol, tarik tambang dan lain sebagainya.
b.
Paragraf Deskripsi
Paragraf
deskripsi adalah paragraf yang isinya menggambarkan suatu keadaan atau
peristiwa dengan kata-kata sehingga para pembaca seolah-olah merasakan,
melihat, mendengar dan mengalami langsung keadaan atau peristiwa tersebut.
Contoh
: Malam bulan purnama yang meriah. Cahaya bulan purnama yang sangat
terang. Keadaan malam bagaikan siang, yang terang bukan saja di tempat-tempat
yang lapang, bawah pepohonan pun tampak terang. Anak-anak terlihat senang
sekali, ada yang main kejar-kejaran, main sumput-sumputan, dan juga ada yang
main pencak silat. Anak-anak remajapun tidak mau ketinggalan, mereka banyak
menikmati sinar bulan purnama dengan duduk-duduk santai dibawah pohon. Sebagian
lagi jalan-jalan berkeliling kampung.
c.
Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi
adalah paragraf yang isinya meyakinkan pembaca
sehingga pembaca menerima gagasan penulis.
Contoh
: Membaca
merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan. Seorang dokter
pasti selalu membaca buku-buku medis, sebab tanpa membaca buku medis ia akan
banyak mengalami kesulitan ketika akan mendeteksi penyakit pasien. Seorang
pelajar, tanpa mau membaca buku pelajaran secara rutin, pasti akan banyak
mengalami kesulitan ketika menjawab pertanyaan dari guru. Banyak lagi
contoh-contoh membaca yang selalu dilakukan oleh seseorang.
d.
Paragraf Persuasi
Paragraf
persuasi adalah paragraf yang isinya membujuk atau mempengaruhi pembaca agar
mau mengikuti pendapat atau gagasan penulis. Jenis paragraf ini hampir sama
dengan paragraf argumentasi bahwa di awal paragraf penulis menyajikan pendapat
dahulu kemudian disajikan pernyataan yang berupa alasan. Perbedaannya yaitu
pada paragraf argumentasi alasan yang digunakan berupa fakta, sedangkan pada
paragraf persuasi alasannya berupa kalimat himbauan, ajakan atau harapan
penulis.
Contoh
: Membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan. Sebab
seseorang yang tidak mau membaca buku pasti tidak banyak memiliki pengetahuan.
Pengetahuan itu banyak bersumber dari buku. Anak yang pintar misalnya, dia
pasti menjadi kutu buku. Tiada hari tanpa membaca baginya. siapa saja yang
kurang membaca pasti ia sangat terbatas pengetahuannya. Oleh karena itu
biasakanlah membaca buku-buku ilmu pengetahuan, bila ingin memiliki ilmu
pengetahuan.
e.
Paragraf Narasi
Paragraf
narasi adalah paragraf yang isinya menceritakan masalah atau suatu peristiwa sehingga pembaca dapat terhibur atau terharu
terhadap masalah atau peristiwa yang terjadi.
Contoh
: Beberapa minggu yang lalu kami telah melakukan perjalanan ke Lampung.
Rombongan kami terdiri dari 5 mobil pribadi. Kendaraan kami melaju dengan cepat
secara beriringan. Perjalanan sangat menyenangkan, tak seorangpun yang tidak
gembira. Semua sangat bahagia melihat pemanandangan walau hanya didalam mobil
ketika suasana dan gemerlapnya lampu-lampu yang menghiasi kota Bandar Lampung.
II.
Cara Menulis Kutipan
a.
Cara Menulis Kutipan dari
Sumber dengan Nama Pengarang Indonesia
Jika kutipan yang akan kita ambil
ditulis oleh pengarang Indonesia, maka nama pengarang ditulis lengkap tanpa
gelar. Penulisan nama juga tetap sama (seperti cara menulis catatan kaki), tidak dibalik seperti cara menulis daftar pustaka.
b.
Cara Menulis
Kutipan dari Sumber dengan Nama Pengarang Asing
Jika kutipan yang ingin dikutip
ditulis oleh pengarang asing, maka nama pengarang yang ditulis cukup nama
keluarganya saja dan tanpa gelar.
c.
Cara Menulis
Kutipan dari Sumber Terjemahan
Jika ada sebuah kutipan yang bersumber dari
terjemahan, maka nama penerjemahnya harus disertakan dalam kutipan.
d.
Cara Menulis
Kutipan dengan Peletakan Sumber di Depan dan di Belakang Kalimat Kutipan
Agar penulisan kutipan tidak monoton, maka ada dua
variasi yang bisa dilakukan. Caranya dengan meletakan sumber kutipan di awal
dan kadang kala di akhir dari kalimat kutipan. Dalam menulis sumber kutipan di
awal kalimat, tulis nama pengarangnya lebih dulu, kemudian baru diikuti dengan tahun
dan nomor halamannya yang di tulis dalam kurung. Setelahnya baru diikuti dengan
kata “berpendapat bahwa ”. Sedangkan penulisan
sumber kutipan yang paling sering adalah di akhir kalimat kutipan. Caranya
degan menulis nama pengarangnya dan diikuti dengan koma lalu tahun dan titik
dua baru nomor halaman. Semuanya ditulis di dalam kurung setelah kalimat
kutipan selesai di kutip.
e.
Cara Menulis
Kutipan dari Sumber dengan Nama Pengarang Lebih dari Satu Orang
Jika ada sebuah
kutipan yang memiliki lebih dari satu nama pengarang, maka ada tiga cara
penulisan yang umumnya digunakan.
(1) Penulisan
kutipan yang ditulis oleh dua orang pengarang, kedua nama dicantumkan semua
dengan menyertakan “dan” diantara kedua nama. Contoh penulisan kutipan dari Anderson dan
Silva seperti ini:
Guru memiliki
peranan penting dalam membangun manusia yang berkualitas (Anderson dan Silva,
1979: 15).
(2) Penulisan kutipan
yang ditulis oleh tiga sampai lima orang pengarang, pada kutipan pertama nama
dicantumkan semua dengan tanda koma pemisah diantara masing-masing nama,
selanjutnya kutipan berikutnya cukup nama paing depan dan diikuti “et al”. Contoh penulisan kutipan dari
Anderson, Silva, Dos Santos, Libeiro, Da Lima seperti ini:
Guru bereran
sebagai mediator dan fasilitator, sedangkan siswa adalah subjek dan objek
pembelajaran. (Anderson, Silva, Dos Santos, Libeiro, Da Lima, 1979: 15).
Siswa yang sadar
akan perannya dapat didukung, sedangkan yang belum dapat diarahkan oleh guru
(Anderson et al, 1979: 49).
(3) Penulisan
kutipan yang ditulis oleh enam orang pengarang lebih, yang ditulis hanya nama
pertama dengan menyertakan “et al” setelahnya. Contoh penulisan kutipan dari Anderson, Silva, Dos Santos, Libeiro, Da
Lima, Cunha seperti ini:
Peranan siswa dalam
pembelajaran adalah 75% sedangkan peran guru adalah 25% (Anderson et al, 1979:
25).
f.
Cara Menulis
Kutipan dari Sumber dengan Nama Pengarang Lembaga
Jika suatu kutipan
diambil dari kutipan yang ingin ditulis oleh pengarang berupa lembaga, maka
nama lembaga ditulis lengkap pada kutipan pertama dan nama singkat pada kutipan
selanjutnya.
g.
Cara Menulis
Kutipan Langsung Kurang dari 40 Kata
Jika terdapat
sebuah kutipan yang berjumlah kurang dari 40 kata dan akan ditulis sebagai
kutipan langsung, maka ada tiga cara penulisan yang bisa digunakan.
(1) Nama pengarang
ditulis di awal dan tahun serta halaman di belakangnya diikuti dengan tanda
kurung. Contoh
penulisan kutipan Joko Purnomo seperti ini:
Joko Purnomo (1993:
31) menyebutkan bahwa teknik melukis yang menitikberatkan pada kebebasan
berkarya disebut seni rupa kontemporer.
(2) Nama pengarang
disebut dengan menyertakan tahun dan nomor halaman di dalam kurung. Contoh penulisan kutipan
dari Robbani seperti ini:
Seni adalah hasil
cipta, rasa dan karsa manusia yang diwujudkan dalam bentuk ekspresi diri yang
nyata. (Robbani, 2000: 65).
(3) Apabila dalam
kutipan terdapat tanda kutip yang menunjukkan petikan pernyataan pengarang,
maka petikan ditulis dengan satu tanda kutip. Contoh penulisan kutipan dari Juansah seperti
ini:
Sendratari tradisional
yang bertajuk ‘Ramayana’ yang digelar di pelataran candi Prambanan mengisahkan
sisi lain dari cinta dari perspektif hitam dan putih (Juansah, 2009: 53).
h.
Cara Menulis
Kutipan Langsung Lebih dari 40 Kata
Jika terdapat
sebuah kutipan dengan jumlah kalimat lebih dari 40 kata dan akan ditulis
sebagai kutipan langsung, maka kutipan ditulis secara khusus. Caranya tulis
dulu nama pengarangnya beserta kurung yang berisi tahun dan nomor halaman, baru
teks yang mendahuluinya. Setelah itu isi kutipan ditulis menjorok ke kanan
dengan jarak 5 sasi dari tepi kiri. Setiap poin inti dipisah dalam sub poin. Contohnya kutipan dari Alberto berikut ini:
Alberto (2004: 35)
mengemukakan pendapatnya tentang filsafat, bahwa:
1. filsafat
adalah ilmu mendasar yang menjadi cikal bakal cabang-cabang ilmu pengetahuan
modern.
2. filsafat
mulai muncul di dataran Yunani kemudian menyebar ke dataran timur tengah dan
menjadi populer di Baghdad.
3. filsafat
yang pertama kali muncul disebut ‘causa prima’ yang mengandung dasar-dasar
filsafat kosmologi.
i.
Cara Menulis
Kutipan Tidak Langsung
Jika terdapat
sebuah kutipan, kemudian kita ingin menulisnya sebagai kutipan tidak langsung,
maka kutipan ditulis seperti biasa. Bisa ditulis di awal kalimat atau di akhir
kalimat kutipan. Sekilas hampir sama dengan kutipan langsung, bedanya ada pada
isi kutipan yang merupakan inti/rangkuman dari kutipan asli menurut bahasa
sendiri. Contohnya kutipan tidak
langsung di awal dan di akhir dari Fahrani Chandra berikut ini:
Tren berbusana yang
akan populer di tahun 2016 kebanyakan didominasi oleh busana bergaya retro
dengan tema colourfull (Fahrani Chandra, 2015: 23).
j.
Cara Menulis
Kutipan yang Telah Dikutip dari Suatu Sumber
Jika kita ingin
mencantumkan kutipan yang sebelumnya telah dikutip dari suatu sumber, maka
harus menyertakan nama pengarang kutipan yang dikutip dalam sumber disertai
kata “dalam”. Contohnya kutipan yang telah dikutip dari sebuah sumber yang ditulis oleh
Gunawan yang diambil dalam kutipan Zainudin seperti berikut ini:
Gunawan (dalam
Zainudin, 2001: 123) memberikan definisi tegas tentang variabel dalam
penelitian meliputi variabel terikat, variabel bebas dan variabel terkontrol.
k.
Cara Menulis
Kutipan yang Dihilangkan Beberapa Bagian atau Kalimat Dalam Kutipan
Jika dalam mengutip
sebuah kalimat yang ada pada kutipan asli tapi ingin menghilangkan beberapa
isinya, maka harus menyertakan format khsus. Umumnya yang dihilangkan ada dua
jenis, yakni beberapa “bagian (lebih dari satu kalimat atau beberapa paragraf)”
isi atau beberapa “kalimat” yang ada pada kutipan asli. Kutipan yang ingin
dihilangkan “bagian” isinya, maka bagian yang dihilangkan diganti dengan kurung
titik tiga (…) sebagai penggantinya. Contohnya kutipan dari Tohari Ulum seperti berikut
ini:
Bahasa adalah alat
bertukar informasi dan alat komunikasi yang digunakan antar manusia (…) yang
dipakai dalam sebuah komunitas (Tohari Ulum, 1991: 73).
Kutipan yang ingin
dihilangkan “kalimat” dalam kutipannya, maka bagian yang dihilangkan diganti
dengan kurung titik empat (….) sebagai penggantinya.
l.
Cara Menulis
Kutipan yang Bersumber dari Internet
Jika kita ingin
mengutip sebuah kutipan yang bersumber dari internet, caranya sama dengan
mengutip kutipan dari sumber cetak. Cukup dengan menulis nama, tahun dan nomor
halamannya saja. Sedangkan judul artikel/jurnal/karya ilmiah, alamat website,
waktu akses cukup dicantumkan dalam daftar pustaka. Contohnya seperti kutipan
yang ditulis dari jurnal online yang ditulis Kelly dalam Library of Congres
(http://rs7.loc.gov) sebagai berikut:
Kelly (2009: 3)
menerangkan bahwa siklus holistik adalah sebagai berikut.
It helps them to understand their learning styles and thus make transitions to higher levels of personal and cognitive functioning.
It helps them to understand their learning styles and thus make transitions to higher levels of personal and cognitive functioning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar