PENGARUH SISTEM
PENCAHAYAAN RUANG KERJA
PADA PSIKOLOGI PENGGUNA
RUANG
ABSTRAK
Penulisan ini memiliki tujuan untuk mengetahui
pengaruh sistem pencahayaan di ruang kerja pada psikologi penggunanya, kualitas
pencahayaan yang tepat pada ruang kerja, karakteristik pencahayaan pada ruang
kerja, dan standar tingkat pencahayaan minimal di lingkungan kerja.
Masalah pada tulisan ini dirumuskan sebagai berikut :
1.
Apa itu system
pencahayaan?
2.
Apa saja
jenis-jenis pencahayaan yang ada?
3.
Bagaimana efeknya
terhadap pengguna ruang?
4.
Pengaruh apa yang
ditimbulkan kepada pengguna ruang secara psikologi oleh pencahayaan tersebut?
Penulisan ini mengambil beberapa contoh ruang kerja di
beberapa perusahaan dengan menganalisa foto pada ruang kerjanya.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1.
Kepuasan pengguna
ruang yang berdampak positif pada pekerjaan yang dilakukan.
2.
Kesehatan pekerja
yang stabil dan terkontrol.
3.
Keseimbangan
pencahayaan pada ruang yang tepat berdampak positif pada lingkungan kerja.
Kata kunci :
ruang, kerja, cahaya, psikologi
ABSTRACT
This study
aims to determine the effect of lighting systems in the workspace on the user
psychology, the proper lighting quality in the workspace, the lighting
characteristics in the workspace, and the minimum level of lighting in the work
environment.
The problem
in this paper is formulated as follows:
1. What is a
lighting system?
2. What types
of lighting are there?
3. How does
it affect space users?
4. What
effect does the psychological space-user inflict by the lighting?
This study
takes several examples of workspaces in several companies by analyzing photos
in their workspace.
The results
obtained from this research are:
1.
Satisfaction of space users that have a positive impact on the work done.
2. Health of
workers who are stable and controlled.
3. The
balance of lighting in the right space positively impacts the work environment.
Keywords: space, work, light, psychology
PENDAHULUAN
Ruang kerja merupakan bagian dari
kantor. Ruangan kerja dalam suatu kantor biasanya
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan seperti membaca, menulis dan pekerjaan
dengan komputer. Ada sembilan jenis generik ruangan kerja, masing-masing
mendukung aktivitas-aktivitas yang berbeda. Kenyamanan ruang kerja adalah hal utama yang harus diperhatikan.
Bila suatu tempat mampu memberikan kenyamanan, maka seseorang akan sangat betah
untuk berlama-lama di ruangan tersebut. Hal ini juga akan mendukung mood baik
untuk bekerja.
Syarat utama suatu ruangan nyaman
untuk ditempati adalah ruangan tersebut merupakan ruangan yang sehat. Maksudnya
ruang tersebut harus memiliki sirkulasi udara yang baik, pencahayaan yang cukup
(terang), tata letak yang teratur, dan warna yang nyaman untuk dipandang. Nah,
untuk menciptakan suatu ruangan yang sempurna seperti yang diharapkan oleh
pengguna ruang, maka sebuah ruangan perlu direncanakan pendesain interiornya.
Ruangan yang pencahayaannya cukup maksudnya
ruangan mendapat sinar yang baik pada siang maupun malam hari. Sebaiknya ruangan
kerja memiliki jendela yang besar dan banyak, dan pencahayaan lampu yang terang
(bila ruangan tersebut juga digunakan pada malam hari).
METODE
Dalam penulisan ini, metode pertama yang
digunakan adalah metode analisa dengan mengambil 5 contoh pencahayaan pada
ruang kerja di suatu perusahaan di Indonesia dan di luar negeri. Contoh ini
mengambil jenis pekerjaan dari yang kasar hingga pekerjaan yang halus, kemudian
di cocokkan dengan standar tingkat pencahayaan yang berlaku. Alasan penggunaan
metode ini adalah karena singkatnya waktu untuk meneliti secara langsung ke
lokasi perusahaan dan melakukan wawancara secara langsung dengan user ruang.
Metode
kedua yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode komparatif. Metode komparatif merupakan penelitian
yang sifatnya membandingkan, yang dilakukan untuk membandingkan persamaan dan
perbedaan 2 atau lebih sifat-sifat dan fakta-fakta objek yang diteliti
berdasarkan suatu kerangka pemikiran tertentu.
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Menurut
Kepmenkes No. 1405/MENKES/SK/XI/2002, pencahayaan adalah jumlah penyinaran
pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara
efektif. Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan
lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas
manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek
yang dikerjakannya secara jelas dan cepat. Pencahayaan dapat dibagi menjadi 2
yaitu :
1.
Pencahayaan
Alami
Pencahayaan alami adalah
sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai
banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman.
Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela
yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas
lantai.Pencahayaan alam diperoleh dengan masuknya sinar matahari kedalam
ruangan melalui jendela, celah-celah dan bagian bangunan yang terbuka. Sinar
ini sebaiknya tidak terhalang oleh bangunan, pohon-pohon maupun tembok pagar
yang tinggi.
2. Pencahayaan
Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan
yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan
sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau
saat pencahayaan alami tidak mencukupi.
B.
KUALITAS PENCAHAYAAN DI TEMPAT KERJA
Kualitas
pencahayan dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu (Karlen, 2008):
1. Brightness
Distribution
Menunjukkan jangkauan dari luminasi
dalam daerah penglihatan. Suatu rasio kontras yang tinggi diinginkan untuk
penerimaan detil, tapi variasi yang berlebihan dari luminansi dapat menyebabkan
timbulnya masalah. Mata menerima cahaya utama yang sangat terang, sehingga mata
menjadi sulit untuk memeriksa dengan cermat objek-objek yang lebih gelap dalam
suatu daerah yang terang. Perbandingan terang cahaya dalam daerah kerja utama,
difokuskan sebaiknya tidak lebih dari 3 sampai 1. Untuk membantu memelihara
pada daerah pusat ini, cahaya terang rata-rata tersebut seharusnya sekitar 10
kali lebih besar dari latar belakang.
2. Glare atau
Silau
Cahaya yang menyilaukan dapat terjadi
apabila cahaya yang berlebihan mengenai mata. Cahaya yang menyilaukan dapat
dikategorikan menjadi dua macam, yaitu:
a. Cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan
(Discamfort Glare)
Cahaya ini mengganggu, tetapi tidak
menyebabkan gangguan yang terlalu fatal terhadap penglihatan, akan tetapi
cahaya ini akan meyebabkan meningkatnya tingkat kelelahan dan dapat menyebabkan
rasa sakit pada bagian kepala.
b. Cahaya menyilaukan yang mengganggu
(Disability Glare)
Cahaya ini secara berkala mengganggu
penglihatan dengan adanya penghamburan cahaya dalam lensa mata. Orang-orang
lanjut usia kurang bisa untuk menerima cahaya seperti ini.
3. Shadows (Bayang-bayang)
Bayang-bayang yang tajam (sharp
shadows) adalah akibat dari sumber cahaya buatan (artificial) yang kecil
atau dari cahaya yang langsung berasal dari cahaya matahari. Kedua sumber
tersebut dapat menyebabkan rasio terang yang berlebihan dalam jangkauan penglihatan,
detil-detil penting yang tidak terlalu jelas.
4. Background (Latar
Belakang)
Latar belakang sampai pada daerah
kerja utama, seharusnya dibuat sesederhana mungkin. Latar belakang yang kacau
atau latar belakang yang mempunyai banyak perpindahan sedapat mungkin
dihindari, dengan menggunakan sekat-sekat.
C.
KARAKTERISTIK PENCAHAYAAN
Dalam dua dekade
penerangan menggunakan foot-candle (setara 50 watt) dan foot
lambert. Namun, sekarang ada beberapa ukuran baru, diantaranya :
1. Equivalent spherical illumination, ESI
digunakan untuk mengukur tingkat efisensi sistem penerangan. Nilai ini
dipengaruhi secara negatif oleh silau dan pemantulan pada area kerja dan benda
dimana karyawan bekerja. ESI juga digunakan untuk memberikan ukuran tentang
keseragaman sistem cahaya.
2. Visual
comfort probability merupakan rasio tingkat terang langsung. Sumber cahaya
yang dapat dilihat degnan mata telanjang atau pemantulan yang terlihat
menyebabkan penggunaan VCP berkurang. Untuk itulah peletakan peralatan dan
perlengkapan kantor juga perlu memperhitungkan kondisi yang dimaksud, sehingga
pegawai terhindar dari kondisi tersebut.
3. Task illumination dinilai
dengan menggunakan ukuran foot-candle, alat ukur ini adakn mengukur jumaln
cahaya pada area kerja. Ukuran ini tidak mengukur kualitas datu daya lihat
pegawai. Nilai TI yang tinggi memastikan pencahyaan yang ckukup pada area
kerja, khususnya ika terjadi silau dan pemantulan. Keanyakan area perkantoran
membutuhkan nilai TI 100-150foot candle.
(Sumber : Quible, 2001)
D.
SISTEM PENCAHAYAAN
Badru Munir (2007) dalam
Setiawan (2012) menjelaskan, bahwa ada 4 jenis pencahayaan yang di gunakan di
kantor, antara lain:
a. Ambient lighting, yang digunakan untuk memberikan pencahayaan
keseluruh ruangan dan biasanya dipasang pada langit-langit ruang kantor.
Biasanya lampu jenis ini merupakan satu-satunya pencahayaan di ruangan
tersebut.
Gambar 1
Ambient Lighting (sumber : google)
b. Task lighting, yang digunakan untuk
menerangi area kerja seorang pegawai, misalnya meja kerja. Meskipun menawarkan
lebih banyak kontrol bagi pegawai, namun jenis cahaya ini jarng digunakan pada
kaentor-kantor di Indonesia karena alasan kepraktisan. Agar pencahayaan baik
maka disarankan agar jenis ini dapat dikombinasikan dengn ambient
lighting,sehingga pekerjaan yang tidak terlalau membutuhkan tinggat penerangan
tinggi cukup menggunakannya; sedangkan pekerjaa yang mmbutuhkan tingkat ketelitian
tinggi akan menggunakan task lighting.
Gambar 2
Task Lighting (sumber : google)
c. Accent lighting, yang digunakan untuk
memberikan cahaya pada area yang dituju. Biasanya jenis lampu ini dirancang
pada lorong sebuah kantor atau area lain yang membutuhkan penerangan sehingga
pegawai atau pengunjung tidak tersesat.
Gambar 3
Accent Lighting (sumber : google)
d. Natural lighting, biasanya berasal
dari jendela, pintu kaca, dinding, serta cahaya lanit. Jenis cahaya ini akan
memberikan dampak positif bagi pebagawai, namun cahaya ini tidak selalu
tersedia apabila langit dalam keadaan mendug atau gelap.
Gambar 4
Natural Lighting (sumber
: google)
Menurut Prabu dalam Sabir
(2013), ada 5 sistem pencahayaan di ruangan, yaitu:
a. Sistem pencahayaan langsung (direct
lighting)
Gambar 5
Direct Lighting (sumber
: google)
Pada sistem ini 90%-100% cahaya diarahkan secara langsung ke
benda yang perlu diterangi. Sistem ini dinilai paling efektif dalam mengatur
pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta
kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena
pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding
serta benda yang ada di dalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak
menyegarkan.
b. Pencahayaan semi langsung (semi
direct lighting)
Gambar 6
Semi Direct Lighting (sumber : google)
Pada sistem ini 60%-90% cahaya diarahkan langsung pada benda
yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan
dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat
dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih
memiliki pemantulan 90%, apabila dicat putih pemantulan antara 5%-90%.
c. Sistem pencahayaan difus (general
diffuse lighting)
Gambar 7
General Diffuse Lighting (sumber : google)
Pada sistem ini setengah cahaya 40%-60% diarahkan pada benda
yang perlu disinari, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan
dinding. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk
sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan
sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.
d. Sistem pencahayaan semi tidak
langsung (semi indirect lighting)
Gambar 8
Semi Indirect Lighting (sumber :
google)
Pada sistem ini 60%-90%
cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya
diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit
perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah
bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
e. Sistem pencahayaan tidak langsung
(indirect lighting)
Gambar 9
Indirect Lighting (sumber
: google)
Pada sistem ini 90%-100%
cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan
untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi
sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan
sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya
mengurangi efisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.
E.
STANDAR TINGKAT PENCAHAYAAN
Banyak faktor risiko di lingkungan kerja yang mempengaruhi keselamatan
dan kesehatan pekerja salah satunya adalah pencahayaan. Pencahayaan minimal
yang dibutuhkan menurut jenis kegiatanya seperti berikut:
Tabel 1
Tingkat Pencahayaan
Lingkungan Kerja
Jenis Kegiatan
|
Tingkat Pencahayaan Minimal (Lux)
|
Keterangan
|
Pekerjaan kasar
& tidak terus menerus
|
100
|
Ruang penyimpanan &
ruang peralatan/instalasi yang memerlukan pekerjaan yang continue.
|
Pekerjaan kasar
& terus menerus
|
200
|
Pekerjaan dengan mesin
& perakitan kasar
|
Pekerjaan rutin
|
300
|
Pekerjaan
kantor/administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin & perakitan/penyusun
|
Pekerjaan agak halus
|
500
|
Pembuatan gambar atau
bekerja dengan mesin kantor pekerja pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin
|
Pekerjaan halus
|
1000
|
Pemilihan/warna,
pemprosesas, tekstil, pekerjaan mesin halus & perakitan halus
|
Pekerjaan amat halus
|
1500 tidak menimbulkan
bayangan
|
Mengukir dengan tangan,
pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus
|
Pekerjaan detil
|
3000 tidak menimbulkan
bayangan
|
Pemeriksaan pekerjaan
dan perakitan yang sangat halus
|
(Sumber: Keputusan
Menteri Kesehatan No. 1405/MENKES/SK/XI/2002)
Dalam faktor
kenyamanan dalam melakukan pekerjaan, aspek pencahayaan merupakan faktor yang
sangat penting dan perlu dipertimbangkan. Tanpa adanya unsur cahaya, suatu
pekerjaan yang akan dilakukan akan menjadi tertunda dan bahkan tidak dapat
dilakukan. Grandjean menyusun rekomendasi tingkat penerangan pada
tempat-tempat kerja dengan komputer berkisar antara 300-700 lux seperti
berikut.
Tabel 2
Rekomendasi Tingkat
Pencahayaan pada Tempat Kerjadengan Komputer
Keadaan Pekerja
|
Tingkat Pencahayaan (lux)
|
Kegiatan
Komputer dengan sumber dokumen yang terbaca jelas
|
300
|
Kegiatan
Komputer dengan sumber dokumen yang tidak terbaca jelas
|
400-500
|
Tugas
memasukan data
|
500-700
|
F. PENGATURAN CAHAYA YANG MEMPENGARUHI
PSIKOLOGI
Pada saat dilakukan
pengaturan, warna pada objek maupun ruang sangat berpengaruh pada output
pencahayaan yang dihasilkan. Warna dapat mengurangi intensitas cahaya yang
terekspos padanya, selain itu karakter atau sifat objek maupun ruang yang
diberi pencahayaan juga akan mempengaruhi tugas pencahayaan tersebut. Misalnya
cahaya dari lampu flourosence yang dikenakan pada kolam renang akan memberikan
efek yang berbeda dibandingkan dengan sumber pencahayaan yang sama pada
pepohonan.
Hal kedua yang harus
diperhatikan saat pengaturan pencahayaan adalah posisi. Posisi sangat
berpengaruh pada kualitas output dari system pencahayaan. Anda dapat merasakan
perbedaan suasana yang dihasilkan saat matahari bersinar pada pagi hari dimana
posisi matahari masih di samping atau depan dengan posisi matahari disiang hari
tepat diatas kepala kita. Begitu juga dengan positioning sumber cahaya buatan,
suasana yang dihasilkan tipe lampu yang sama pada posisi yang berbeda
memberikan kesan yang berbeda pula bagi ruangan atau objek yang disinarinya.
Satu hal lagi yang sangat
penting untuk diperhatikan saat melakukan pengaturan pencahayaan pada ruangan
atau objek adalah intensitas cahaya. Selain warna objek dan posisi, dampak yang
dihasilkan sebuah sumber cahaya terhadap psikologi manusia juga berbeda-beda
tergantung dari intensitas.
1.
Cahaya terang.
Cahaya jenis ini
merangsang, memberikan energi dan membuat kita seolah-olah ingin bergerak lagi,
itulah sebabnya cahaya yang terang sangat cocok untuk ruang kerja. Namun cahaya
yang terang berlebihan dapat membosankan, itulah sebabnya kita harus
mempertimbangkan berapa banyak cahaya terang yang akan digunakan. Cahaya terang
juga membentuk bayangan yang kuat.
2.
Cahaya redup.
Cahaya redup ini
memberikan kesan rileks, tenang dan romantis, karena itulah sangat cocok untuk
digunakan pada ruang interior untuk relaksasi, seperti kamar tidur, kamar
mandi, atau ruang bersantai lain seperti entertainment room.
3.
Cahaya yang terlalu
terang.
Jenis cahaya ini dapat
menyebabkan kita mengalami lelah fisik dan mental (ingat bahwa ia digunakan di
kantor polisi untuk menanyai para penjahat). Cahaya yang terlalu terang dan
difokuskan dapat membuat kita merasa menjadi pusat perhatian dan dapat
meningkatkan ego atau membuat kita merasa sangat tidak nyaman. Jenis
pencahayaan ini juga sangat berguna untuk meningkatkan tampilan lukisan,
patung, atau sudut ruang lain dengan lampu sorot.
4.
Cahaya dengan terang
sedang.
Cahaya ini tidak
berpengaruh banyak pada kita, dan kita tetap merasa biasa saja.
5.
Cahaya dengan warna
hangat.
Cahaya yang berwarna
hangat seperti warna merah, jingga dan kuning akan membawa suasana riang dan
‘welcome’, terutama untuk warna orange dan kuning. Warna terang yang hangat
sangat cocok untuk lobi, hall, dan kadang sangat cocok untuk kamar tidur
(dengan cahaya redup) dan kamar lain yang perlu ‘kehangatan’
6.
Cahaya dengan warna
dingin.
Cahaya biru, hijau dan
ungu bisa membawa kesan tenang dari sisi warna, juga membawa kesan ‘dingin’.
Jenis cahaya dengan warna dingin ini kebanyakan kurang cocok digunakan untuk
interior rumah tinggal.
G. CONTOH SISTEM PENCAHAYAAN PADA RUANG KERJA
DAN EFEK PSIKOLOGINYA
Berikut adalah
beberapa foto ruang kerja beberapa perusahaan :
1.
Ruang Kerja Berbasis IT
Gambar 10
Ruang Kerja Google (sumber : google)
Google merupakan perusahaan besar
berbasis IT yang terkenal dengan kenyamanan dan kemewahan ruang kerjanya. Pada
gambar 10, merupakan foto dari bagian ruang kerja pada Google. Ruang tersebut
menggunakan sistem pencahayaan semi direct lighting. Pada sistem ini 60%-90% cahaya diarahkan langsung pada
benda yang perlu diterangi, yaitu workstation itu sendiri dan sisanya
dipantulkan ke langit-langit dan dinding.
Sistem ini cocok digunakan untuk
pekerjaan berbasis computer karena cahaya tidak menyebabkan silau pada mata
secara langsung.
Efeknya adalah meningkatkan
produktivitas. Tata cahaya pada ruang ini (tidak silau, dengan intensitas dan sudut yang
tepat) dapat membuat pekekerja lebih senang dan lebih keras lagi.
2. Ruang Kerja Dokter
Gambar 11
Ruang Kerja
Dokter (sumber : google)
Dokter
merupakan profesi di bidang kesehatan. Pekerjaannya cukup detail dan berbahaya.
Umumnya ruang kerja dokter akan terkesan bersih dengan pencahayaan yang putih
cerah seperti pada foto.
Efek
psikologi pencahayaan seperti di foto yang menggunakan system pencahayaan
natural dan semi direct lighting tersebut adalah dapat menimbulkan efek tenang,
segar, dan dapat menghilangkan stress, selain itu dapat mendukung aktifitas
saat bekerja.
3. Ruang Kerja Seniman
Gambar 12
Ruang Kerja Seniman (sumber : google)
Bekerja
sebagai seniman membutuhkan kreatifitas yang tinggi. Ruang kerja seorang
seniman umumnya tidak terlalu rapi seperti pada foto. Pencahayaan ruang pada
gambar di atas kurang maksimal mengingat pekerjaan sebagai seniman perlu
imajinasi tinggi, maka pencahayaannya tidak boleh gelap seperti pada foto
karena akan menimbulkan efek psikologi seperti stress, tertekan, dan terlalu
dingin, mood menjadi tidak stabil.
4. Ruang Kerja Chef
Gambar 13
Ruang Kerja Chef (sumber
: google)
Pada gambar 13, terlihat ruang kerja
chef yang cukup crowded. Pekerjaannya
berurusan dengan makanan dimana pekerja harus jeli dan detail dalam bekerja.
Pencahayaan yang digunakan pada gambar 13 adalah gabungan antara direct dan indirect lighting dengan cahaya
warna putih dengan pantulan agak kecoklatan.
Efek psikologinya adalah memberi
kehangatan dan keakraban.
5. Ruang Kerja Tukang Jahit
Gambar 14
Ruang Kerja Tukang Jahit (sumber : google)
Penjahit pakaian merupakan pekerjaan
yang membutuhkan kejelian mata dan detail yang tinggi. Maka dari itu,
pencahayaan yang digunakan pada ruang kerjanya harus tepat.
Pada Gambar 14, menunjukkan foto
ruang kerja tukang jahit dengan memanfaatkan direct lighting yang langsung mengarah pada tempat jahitan. Selain
direct lighting, pada gambar tersebut menunjukkan adanya task lighting untuk menerangi area kerja, serta cahaya alami yang
masuk ke dalam ruang.
Kesan psikologi yang ditimbulkan dari
pencahayaan tersebut adalah ruangan yang hangat, tenang, serta fokus.
SIMPULAN
Pengaruh
dari rangsangan visual terhadap psikologis manusia sangat besar. Sehingga
setting pencahayaan dan pemilihan warna dapat menjadi sarana untuk meningkatkan
performa dan kualitas mood. Cahaya menyinari hidup dan warna menghiasi
hari-hari para pekerja. Manfaatkan dan maksimalkan adalah cara untuk mendorong
produktifitas kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Manurung P,
"Desain Pencahayaan Arsitektural - Konsep Pencahayaan Artifisial Pada
Ruang Eksterior", Andi Publisher, ISBN-9789792912104
Küller R, Ballal
S, Laike T, Mikellides B, Tonello G, "The impact of light and colour on
psychological mood: a cross-cultural study of indoor work
environments", Department of Environmental Psychology, School of
Architecture, Lund Institute of Technology, Lund, Sweden.
Anonim. “Dampak Cahaya
untuk Psikologi Pengguna Ruang”. 19 Desember 2017. www.ideaonline.co.id/iDEA2013/Interior/Ruang-Keluarga/Dampak-Cahaya-untuk-Psikologi-Pengguna-Ruangan
Anonim. “Menciptakan Kesan Interior
dengan Warna”. 19 Desember 2017.
www.edupaint.com/warna/pengaruh-warna/1763-menciptakan-kesan-interior-dengan-warna.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar